LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN
I
JARINGAN
TRANSPORT AIR
NAMA : TIRZA FEBRIANY SOPACUA
NIM :
H411 13 335
KELOMPOK : IV (EMPAT)
HARI/TANGGAL : SABTU/8 NOVEMBER 2014
ASISTEN : MUSTIKA BUDIATI
LABORATORIUM
BOTANI
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fisiologi
tumbuhan dapat dikatakan sebagai ilmu yang banyak membicarakan tentang air
karena banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung pada
sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya.
Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan (Tjondronegoro, dkk., 1999).
Fungsi air sebagai
larutan penting sekali
artinya bagi kehidupan tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan denganadanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma
jugasangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
Air
diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut
didalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama daun, melalui
pembuluh xylem. Pembuluh xylem pada akar, batang, dan daun merupakan suatu
system yang kontinu, berhubungan satu sama lain (Lakitan, 2013).
Kemampuan tanaman untuk mengangkut air ke daun berhubungan dengan
kelangsungan hidup tanaman. Penyediaan air ke daun tergantung pada keberadaan
kolom air pada xilem dari akar ke pucuk. Apabila saluran tidak terisi air dalam
waktu lama maka dapat menyebabkan tekanan hidrolik di dalam xilem menurun.
Kohesi, yaitu daya tarik menarik antar molekul sejenis dan daya inilah yang
ikut berperan dalam pergerakan air dalam lintasan mulai dari tanah, melalui
epidermis, korteks, dan endodermis, masuk ke jaringan pembuluh akar, naik
melalui unsur xilem, masuk ke daun, dan akhirnya ke stomata untuk kemudian
ditranspirasikan ke atmosfer. berfungsi (Prihastanti,
2010).
Berdasarkan uraian diatas maka
dilakukanlah percobaan mengenai jaringan transport air untuk melihat proses transport
air melalui jaringan pengangkut xilem.
I.2
Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan jaringan transport air yaitu untuk melihat proses
transport air melalui xilem.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 November 2014, pukul 10.00-13.00 WITA, bertempat di Laboratorium
Herbarium, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air dan nutrien-nutrien terlarut
bergerak kedalam tumbuhan melalui akar. Penjuluran-penjuluran tipis dari
sel-sel di permukaan akar yakni rambut akar, menyerap air dan membawanya ke
jaringan penghantar didalam akar. Faktor-faktor yang mengatur
pergerakan zat-zat kedalam akar adalah difusi, osmosis, dan bahkan transport aktif
(Fried, dkk., 2006).
Xilem
dan floem merupakan komponen-komponen prikmer berkas fibrovaskular atau stele.
Susunan xilem dan floem dalam stele berbeda sekali antara dikotil dan
monokotil. Pada irisan melintang suatu akar herba (terna) dikotil, umumnya
xylem yang berdinding tebal dibagian tengah silinder fibrovaskular, sedangkan
floem terletak disudut-sudut palang tersebut. Pada herba monokotil, umumnya
silinder vascular tersusun dari sebuah inti dibagian tengah yang terdiri atas
sel-sel berdinding tipis yaitu empulur (pith)
(Fried, dkk., 2006).
Proses fisiologi yang berlangsung
pada tumbuhan banyak berkaitan dengan air atau bahan-bahan (senyawa atau ion)
yang terlarut di dalam air. Air dapat melarutkan lebih banyak jenis bahan kimia
dibandingkan dengan zat cair lainnya. Sifat ini disebabkan karena air memiliki
konstanta dielektrik yang paling tinggi. Konstanta dielektrik merupakan ukuran
dari kemampuan untuk menetralisir daya tarik-menarik antara molekul atau atom
yang bermuatan listrik berbeda. Oleh sebab itu, air merupakan pelarut yang
sangat baik untuk ion-ion bermuatan positif maupun negatif. Sisi positif
molekul air dapat mengikat anion sedangkan sisi negatifnya akan mengikat
kation, sehingga molekul-molekul air seolah membentuk pembungkus bagi ion-ion
tersebut. Fenomena ini menyebabkan ion-ion tersebut tidak dapat menyatu untuk
membentuk kristal atau endapan (Lakitan, 2004).
Untuk
dapat diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada permukaan
akar. Dari permukaan akar ini, air (bersama bahan-bahan yang terlarut) diangkut
menuju pembuluh xylem ini disebut lintasan radial permukaan air (Lakitan,
2013).
Teori tekanan akar.
Pada awalnya, diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman karena adanya
tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman
dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air
didalam selang akan terdorong keatas oleh tekanan yang berasal dari akar.
Selain itu, tekanan akar hanya teramati pada kondisi tanah yang berkecukupan
air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju
transpirasi sangat rendah. Fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini
disebabkan karena air didalam pembuluh xilemnya tidak dalam keadaan
menerima tekanan, tetapi sebaliknya sedang mengalami tarikan
(tension). Jadi dapat disimpulkan bahwa tekanan akar adalah relative rendah dan
hanya terjadi pada kondisi lingkungan yang menghambat laju transpirasi
(Lakitan, 2013).
Teori kapilaritas.
Kapilaritas merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan benda
cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang semula
datar (Lakitan, 2013).
Dari keseluruhan teori tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa teori yang mampu untuk menjelaskan pergerakan vertikal air di
dalam pembuluh xilem adalah teori kohesi yang didasarkan atas 3 konsep yakni
adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfir sebagai tenaga
pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu
mempertahankan molekul air terhadap gaya gravitasi, dan adanya gaya kohesi
antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air di dalam pembuluh xylem
(Lakitan, 2004).
Air,
mineral-mineral, dan gas terlarut memasuki tumbuhan melalui rambut akar. Karena
tekanan osmotik pada rambut-rambut akar biasanya lebih besar daripada dalam
tanah yang mengelilinginya, dapat kita duga kalau terjadi aliran air yang masuk
terus-menerus kedalam rambut akar. Jika kolom air putus, transport air pun akan
putus (Fried, dkk., 2006).
Ada banyak faktor yang mempeengaruhi pengangutan air atau
larutan tanah dalam xilem. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan
eksternal atau kesatuan sistem antara sistem tanah- jaringan – udara. Faktor
internal meliputi (Suyitno, 2012) :
1. Daya tekan akar
Bila batang pisang dipotong, maka
air akan keluar melalui permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar
karena adanya tekanan akar. Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu
pendorong masuknya air dari tanah ke dalam akar.
2. Daya hisap daun
Melalui daun akan terjadi pelepasan
uap air yang disebut transpirasi. Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk
benang air, maka lepasnya molekul air pada daun akan diikuti naiknya air pada
akar dan batang. Selanjutnya air dari tanah juga akan terserap masuk ke akar.
3. Daya kapilaritas
Diameter xilem adalah sangat kecil
sehingga menghasilkan daya kapilaritas air di dalam xilem. Daya kapiler ini
berbanding terbalik dengan jari-jarinya. Dengan demikian, pada buluh yang
semakin kecil akan menghasilkan daya kapilaritas semakin besar. Daya
kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada air, yaitu daya kohesi dan adhesi.
4. Tingkat bukaan stomata
Derajat bukaan stomata akan
menentukan daya hantar (konduktivitas) gas-gas melewatinya (pertukaran zat).
Buka tutupnya stomata dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi faktor klimatik,
edafik, gas-gas di udara (O2, CO2) dan faktor-faktor
internal seperti fotosintesis, asam abskitat (ABA = suatu hormon), kondisi
cairan tubuh. Hal ini berkaitan dengan laju transpirasi.
Ada tiga rute yang bisa ditempuh untuk
transport lateral. Pada rute pertama, bahan-bahan bergerak keluar dari satu
sel, menembus dinding sel, dan masuk ke dalam sel tetangga, yang kemudian bisa
meneruskan bahan itu ke sel berikutnya dalam jalur itu melalui mekanisme yang
sama. Rute kedua melalui simplas, kontinum sitosol didalam suatu jaringan
tumbuhan, hanya satu kali penembusan membrane plasma. Setelah memasuki sel, zat
terlarut dan air kemudian dapat bergerak dari sel ke sel melalui plasmodesmata.
Rute ketiga untuk transport lateral didalam suatu jaringan atau organ tumbuhan
adalah disepanjang apoplas, yaitu jalur ekstraseluler yang terdiri dari dinding
sel daan ruangan ekstraseluler. Sebelum memasuki suatu sel, air dan zat
terlarut dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain didalam akar atau
organ lain disepanjang jalan kecil yang disediakan oleh kontinum
dinding-dinding sel tersebut (Campbell, dkk., 2003).
Sumber: Campbell, Neil, A., 2003. BIOLOGI
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes, botol You-C,
kertas saring, pisau silet, alat tulis-menulis dan kamera.
III.2 Bahan
Sirih-sirihan Peperomia sp.,
pacar air Impatiens balsamina, air
destilata dan pewarna (safranin dan methylen
blue).
III.2
Tahapan Kerja
Cara kerja yaitu sebagai berikut:
1. Disiapkan mikroskop dan alat-alat
serta bahan lainnya.
2. Dicampurkan aquades dengan pewarna
safranin dan methylen blue dalam
botol sampel yang berbeda.
3. Dimasukkan tanaman sirih-sirihan Peperomia sp. dan pacar air Impatiens
balsamina sampai seluruh akarnya terendam.
4. Ditunggu sampai adanya perubahan
selama kurang lebih 10 menit.
5. Diamati air yang telah tercampur
dengan pewarna jika mulai naik di dalam batang tanaman.
6. Dibuat preparat sayatan melintang
batang tanaman percobaan dan mengamati dengan mikroskop.
7. Dipotret hasil sayatan dari tanaman
dan catat hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Sirih-sirihan Peperomia
sp
Jaringan
pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem yang merupakan jaringan pengangkut
air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang sedangkan floem sebagai
jaringan pengangkut bahan organik atau mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh
tubuh tumbuhan. Bukti bahwa air
diangkut oleh xylem, dapat dilihat pada gambar pada sampel bahan Sirih-sirihan Peperomia sp. Pada tumbuhan spermatophyta, sistem
pengangkutan air dan zat mineral berlangsung secara difusi melalui jaringan
berkas pengangkut yaitu xylem yang menyerap mineral dan zat terlarut yang ada
didalam tanah.
IV.2 Pacar air Impatiens balsamina
Pacar
air Impatiens balsamina merupakan
salah satu contoh tumbuhan spermatophyta. Air yang diangkut oleh xilem
digunakan untuk fotosintesis dan transpirasi. Pada saat tanaman pacar air Impatiens balsamina dibiarkan
diluar dibawah sinar matahari, tanaman tersebut melakukan proses fotosintesis.
Air yang ditetesi methylen blue akan
diserap oleh batang melalui pembuluh angkut xylem.
Air masuk ke
dalam sel tanaman melalui proses difusi, dimana proses difusi ini terjadi
karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di ruang yang dalam
sel lebih rendah di bandingkan konsentrasi di luar sel. Sel tumbuhan dapat
mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah
dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan
volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh telah dibentuk
oleh sel tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
V.1 Kesimpulan
Fungsi jaringan
pengangkut xylem adalah mengangkut air serta zat-zat yang terlarut
didalamnya dan jaringan floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil
fotosintesis serta proses pengangkutan air pada tanaman dimulai dari
penyerapan air oleh akar melalui jaringan xylem dan kemudian ditransportkan ke
seluruh bagian tanaman terutama daun.
V.2 Saran
Agar
materi yang di praktikumkan dapat di pahami secara maksimal, sebaiknya praktikan
diharuskan untuk membawa referensi terkait agar penjelasan dari asisten dan
referensi yang dibawa dapat sinkron.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil, A., Reece, Jane, B., Mitchell,
Lawrence, G., 2003. BIOLOGI Edisi Kelima - Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Fried, George, H., Hademenos, George, J., 2006. Schaum’s Outlines BIOLOGI Edisi Kedua. Erlangga,
Jakarta.
Kimball, J. W., 1998. Biologi Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lakitan, Benjamin. 2013. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Prihastanti, Erma. 2010. Perubahan Struktur Pembuluh Xilem Akar Kakao
(Theobroma cacao L.) dan Gliricidia sepium pada Cekaman
Kekeringan. http://eprints.undip.ac.id/33516/1/5._Erma_siap.pdf. BIOMA, 12 (1). Diakses pada Jumat, 7 November 2014, Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar