Tak ada kado khusus yang dapat ku berikan untuk seseorang
yang pernah ku kagumi di hari bahagianya ini. Hanya serangkai doa dan
harapan yang dapat ku panjatkan kepada Yang Maha Kuasa atas penambahan setahun
usia untuk sosok ini. Harapanku di usianya yang genap 18 tahun ini semoga apa
yang diharapkan selama ini dapat terwujud, tetap menjadi yang terbaik dan
kebanggaan semua orang, tidak sombong, lebih dewasa dalam menyikapi segala hal,
serta sukses dalam cita-cita, karier, dan tentu saja cinta.
Memang perih bila mengingat kembali memori tentang sosok ini
beberapa tahun lalu. Tentang perasaan yang pernah ada namun tak dapat
diungkapkan dan hanya bisa dipendam dalam lubuk hati yang paling dalam.
Perasaan yang sampai kapanpun tidak akan pernah “dia” ketahui.
Hanya menghitung hari… sosok ini akan menjadi almamater
disekolahku. Saat-saat mendebarkan yang selalu ku nantikan dari koridor kelasku
saat “dia” melintas diseberang sana takkan ada lagi. Senyum yang selalu membuat
setiap insan wanita berdecak kagum itu takkan bisa ku lihat lagi. Gerak-geriknya
yang selalu bisa membuatku salah tingkah takkan bisa kurasakan lagi. Suara
lembutmu yang selalu kudengar saat melintas didepanmu takkan bisa terdengar
lagi. Aku tak berharap banyak untuk
menjadi bagian dalam hidupmu, karena ku sadari aku memang tak sebanding
denganmu. Mengenal mu itu sudah lebih dari cukup bagiku!. Namun, aku tak pernah
menyesal pernah memendam perasaan ini. Aku berterimakasih kepada Tuhan, karena
aku dapat diperkenalkan dengan sosok hebat dengan multitalent sepertinya.
Mungkin “dia” tak pernah tau betapa berartinya “dia” bagiku. Karena “dia” aku
termotivasi dan bangkit untuk melakukan hal-hal positif yang berguna bagi orang
lain dan terutama bagi diriku. Karena “dia” prestasiku menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Karena “dia” aku mengetahui banyak hal baru. Dan karena “dia” aku
menjadi OPTIMIS dengan segala hal yang aku lakukan.
Aku sadar, aku salah bila masih memendam perasaan ini. Karena
kini, aku telah menjadi milik orang lain. Maafkan aku Tuhan untuk kesalahan
ini. Aku tak ingin melukai perasaan orang yang saat ini mengisi hatiku lagi untuk yang kedua kalinya. Aku menyayanginya.
Aku harap semalam bukan
kali terakhir aku melihatmu. Aku ingin melihatmu lagi suatu saat nanti sebagai
seorang yang sukses dan senantiasa masih mengenal ‘ADIKmu’ ini.
Aku hanya ingin yang terbaik untuk diriku dan untuk “dirinya’’…