ASAL KATA
Katekisasi atau katekese berasal
dari bahasa Yunani (katekhein), yang berarti: memberitakan, memberitahukan,
mengajar, memberi pengajaran
Contoh pemakaiannya; baca Lukas 1:4;
Kis 18:25, Roma 2:17-18, dan masih ada ayat-ayat lain lagi.
Dari ayat-ayat itu, katekhein
ditekankan pada mengajar atau membimbing seseorang (atau beberapa orang) agar
mereka melakukan apa yang diajarkan padanya.
Katekisasi bukan sekedar mentransfer
ilmu pengetahuan tentang Alkitab (cara ini disebut didache),, melainkan
menekankan pada pemahaman isi Alkitab dan penerapannya (cara inilah yang
disebut: katekese)
LATAR BELAKANG SEJARAH
Periode Perjanjian Lama:
Setiap orang tua berkewajiban untuk
mengkomunikasikan iman mereka dan menceritakan segala perbuatan Tuhan sejak
dari nenek moyangny mereka kepada keturunannya dari generasi ke generasi (baca
Mazmur 78:3-7)
Cara penyampaiannya: memperhatikan,
mengajar berulang-ulang, membicarakan, membuat symbol/tanda.
Pengajaran dilakukan di rumah atau
di luar rumah.
Tahap Pengajarannya:
Usia 5 tahun, Pelajaran dasar
membaca Taurat.
Usia 10 tahun, diberi pengajaran
MISYNA (bahan ulangan yang dihafal)
Usia 12-13 tahun, wajib taat pada
aturan hokum yahudi yg disebut MITSWOTH (anak laki-laki telah dianggap sebagai
anak hokum Taurat)
Setiap umat harus mengucapkan
pengakuan iman mereka (credo) bahwa “TUHAN itu ALLAH kita, TUHAN itu esa!
Kasihilah TUHAN Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu” (Ulangan 6:4-6)
Periode Masa Pembuangan:
Pengajaran di lakukan di Sinagoge
(rumah sembahyang orang yahudi yg ada di seyiap kampung)
Pelajarannya: SYEMO ESRE (delapan
belas), adalah doa yang terdiri dari 18 pengucapan dan diucapkan setiap hari
(pagi, sore dan malam) dalam ibadah di sinagoge
Khusus untuk anak-anak diberikan
pelajaran SYEMA YISRAEL (seperti kredo pengakuan iman percaya)
Periode Tahun 75 sebelum Masehi
(sebelum kelahiran Yesus)
Anak usia 7 atau 7 tahun
disekolahkan khusus di BETH-HA-SEFER (artinya rumah sang kitab), mereka belajar
tentang Taurat dan menghafalnya.
Anak usia 10 atau 11 tahun dikirim
ke BETH-HA-MIDRASY (artinya rumah pengajaran), mereka meneliti manfaat dan
makna isi Taurat
Periode Gereja Purba atau Gereja mula-mula
Yang mau menjadi pengikut Yesus
harus mempelajari Alkitab dan ajaran para rasul selama 3 tahun. Setelah itu
mereka harus menerapkan kehidupan Kristen yang tertib dan teratur, benar-benar
bertobat dan menyatakan diri siap sedia memikul salibNya.
Setelah 3 tahun itu, barulah mereka
dilayani baptisan dan pelayanan Perjamuan Kudus
Periode Reformasi Marthin luther dan
Yohanes Calvin:
Luther: katekisasi ditujukan kepada semua warga jemaat, khususnya
generasi muda secara teratur dan tertib agar dapat mengambil bagian dalam
lingkup gereja maupun masyarakat secara bertanggungjawab.
Calvin: tujuan pengajarannya adalah memupuk akal orang percaya dan
anak-anak mereka dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui
sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri
mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang terus menerus dan dijewantahkan dalam
pengabdiannya kepada Allah melalui tindakan nyatanya terhadap sesame.
Dengan demikian, berdasarkan
perkembangan sejarahnya, katekisasi diadakan dalam lingkup: keluarga,
lembaga keagamaan, sekolah umum dan gereja.
Pesertanya adalah semua anggota persekutuan orang percaya.
Pengajarnya adalah: Allah, Orangtua, Iman-imam, pastor, Guru-guru,
Semua orang percaya.
Penekanan isi adalah: Pengakuan percaya (kredo) kepada Yesus Kristus.
Metode: kognitif, afektif dan psikomotorik yang seimbang/selaras.
KATEKISASI MENURUT GPIB (Persidangan
Sinode GPIB XIV tahun 1986)
Katekisasi yang diajarkan oleh GPIB
adalah:
- Salah satu mata rantai dari kegiatan Pembinaan Warga
Gereja
- Suatu upaya mendidik dan memperlengkapi calon warga
sidi jemaat untuk menghayati dan melakukan kehendak Allah Bapa dalam Yesus
Kristus di berbagai bidang kehidupan
PENEGUHAN SIDI
Makna Peneguhan Sidi: bahwa proses
pembinaan dan pengajaran iman yang dilakukan selama katekisasi telah selesai
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini ditandai dengan pertanyaan:
- Apakah dia mengaku percaya akan Allah Tritunggal yang
Esa, mengaku bersedia untuk menjalankan panggilan dan pengutusannya di tengah
Gereja dan bersedia hidup dalam Tuhan
- Apakah dia mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Juruselamat dan bersedia hidup dipimpin Roh Kudus
- Apakah dia percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan
yang berisi Perjanjian-Nya yang membuatnya menerima baptisan kudus, dan
apakah dia mau membuang segala bentuk kepercayaan lain dan hidup sesuai
kehendak Tuhan?
Maka, yang dilakukan dalam Peneguhan
Sidi adalah
PERTAMA, Pernyataan pengakuan iman percaya dihadapan Allah dan
jemaatNya melalui 3 pertanyaan diatas,
KEDUA, Menyatakan janjinya untuk terlibat dalam seluruh kegiatan
peribadahan, pembinaan, pelayanan dan kesaksian.
dangke ade ats postingannya . Visit kk pung Almendobe.blogspot.com
BalasHapus